Who (Siapa): Penulis kitab Pengkhotbah tidak diketahui secara pasti, namun secara tradisional dikaitkan dengan Raja Salomo karena kebijaksanaan dan kekayaannya. Pasal 11 ini ditujukan kepada kaum muda, mendorong mereka untuk menikmati hidup sambil tetap mengingat Allah.
What (Apa): Pasal ini berisi nasihat bijak tentang bagaimana menjalani hidup dengan bijaksana dan penuh makna di tengah ketidakpastian dunia.
When (Kapan): Kitab Pengkhotbah diperkirakan ditulis sekitar abad ke-10 SM. Nasihat dalam pasal 11 ini relevan sepanjang masa, terutama bagi kaum muda yang sedang membangun masa depan.
Where (Di mana): Tidak ada lokasi spesifik yang disebutkan dalam pasal ini. Nasihat ini bersifat universal dan dapat diterapkan di mana saja.
Why (Mengapa): Penulis ingin menyampaikan bahwa hidup penuh dengan ketidakpastian dan kita tidak dapat mengendalikan segala sesuatu. Oleh karena itu, penting untuk:
How (Bagaimana): Penulis menggunakan analogi dan metafora untuk menyampaikan pesannya, seperti:
Kesimpulan: Pengkhotbah 11 mengajak kita untuk hidup dengan seimbang: bekerja keras, bermurah hati, menikmati hidup, dan selalu mengingat Allah di tengah ketidakpastian dunia.
What (Apa): Pasal ini merupakan penutup dari kitab Pengkhotbah, berisi nasihat bijak untuk mengingat Sang Pencipta di masa muda sebelum usia senja tiba dan segala kemampuan memudar.
Who (Siapa): Penulisnya adalah Pengkhotbah, yang diyakini banyak orang sebagai Raja Salomo. Ia digambarkan sebagai orang yang bijak, berpengetahuan luas, dan telah menyelidiki berbagai hal dalam hidup.
When (Kapan): Tidak ada waktu spesifik yang disebutkan, namun konteksnya adalah masa tua, ketika tubuh mulai melemah dan kematian semakin dekat.
Where (Di mana): Tidak ada lokasi spesifik yang disebutkan, namun fokusnya adalah pada perjalanan hidup manusia menuju kematian dan pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Why (Mengapa): Pengkhotbah ingin menyampaikan pesan pentingnya mengingat Allah di masa muda, karena masa tua akan dipenuhi dengan berbagai kesulitan dan keterbatasan. Ia juga menekankan bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat fana dan hanya takut akan Allah serta menaati perintah-Nya yang memiliki nilai kekal.
How (Bagaimana): Pengkhotbah menggunakan bahasa kiasan yang puitis untuk menggambarkan proses penuaan dan kematian. Ia juga menggunakan analogi seperti rantai perak, cawan emas, dan roda di atas sumur untuk menggambarkan kerapuhan hidup.
Kesimpulan:
Pengkhotbah 12 merupakan penutup yang kuat dan menggugah, mengingatkan kita akan kefanaan hidup dan pentingnya mencari Tuhan di masa muda. Pesannya bersifat universal dan relevan bagi semua orang, terlepas dari latar belakang atau keyakinan mereka.
Kategori: Tidak ada
Passage:
Pertanyaan:
Pilih Sumber AI: