ZONE / Kingstone Indonesia / 10. Padang Gurun / Hal. 20
Hal. 20
Metode PA: SABDA, WWG.
Kejadian 12 (AYT)
1 TUHAN berfirman kepada Abram, “Pergilah dari negerimu, dan dari keluargamu, dan dari rumah ayahmu, ke tanah yang akan Kutunjukkan kepadamu.
2 Aku akan menjadikanmu suatu bangsa yang besar, dan Aku akan memberkatimu, dan membuat namamu masyhur, dan kamu akan menjadi berkat.
3 Aku akan memberkati mereka yang memberkatimu, tetapi orang yang mengutukmu akan Aku kutuk. Melaluimu, semua kaum di bumi akan diberkati.”
Bilangan 27 (AYT)
12 TUHAN berfirman kepada Musa, “Naiklah ke Gunung Abarim dan pandanglah negeri yang telah Kuberikan kepada umat Israel.
13 Sesudah kamu memandangnya, kamu akan dikumpulkan bersama nenek moyangmu seperti Harun, saudaramu.
14 Sebab, kalian berdua telah menentang perintah-Ku untuk menyatakan kekudusan di hadapan seluruh umat melalui mata air.” Itulah mata air Meriba dekat Kadesh, di padang gurun Sin.
15 Musa berkata kepada TUHAN,
16 “Biarlah TUHAN, Allah dari roh segala makhluk, memilih seorang pemimpin bagi umat ini.
17 Pemimpin yang dapat membawa dan menyertai mereka untuk keluar dan masuk. Dengan demikian, umat TUHAN tidak akan seperti domba tanpa gembala.”
18 TUHAN berfirman kepada Musa, “Panggillah Yosua, anak Nun, seorang yang penuh roh. Tumpangkan tanganmu atasnya.
19 Suruhlah dia berdiri di depan Imam Eleazar dan seluruh umat. Berikan perintah kepadanya di depan mereka.
20 Berikan juga wewenang kepadanya supaya seluruh umat Israel mendengarkan dia.
21 Dia harus berdiri di depan Imam Eleazar untuk bertanya mengenai petunjuk melalui Urim di hadapan TUHAN. Atas petunjuknya, mereka akan keluar dan masuk. Dia dan seluruh umat itu, yaitu semua orang Israel.”
22 Musa melakukan seperti yang TUHAN perintahkan. Dia membawa Yosua untuk berdiri di hadapan Imam Eleazar dan seluruh umat.
23 Kemudian, dia menumpangkan tangannya ke atas Yosua dan memberikan perintah kepadanya seperti yang TUHAN perintahkan kepada Musa.

Padang Gurun

Allah menepati janji-Nya kepada Abraham
Ayat terkait: Kejadian 12:1-3; Bilangan 27:12-23;
  • Penjelasan Singkat: Pemanggilan Abram
  • Isi Pasal: Panggilan Abram. Penyembahannya dan ujiannya. Kengerian di Mesir.
  • Garis Besar: 12:1 TUHAN memanggil Abram, dan memberkati dia dengan janji tentang Kristus.
    12:4 Dia berpisah dengan Lot di Haran, dan pergi ke Kanaan.
    12:6 Dia berjalan melewati Kanaan,
    12:7 yang dijanjikan kepadanya dalam sebuah penampakan.
    12:10 Dia pergi ke Mesir karena ada bencana kelaparan.
    12:11 Rasa takut membuatnya berpura-pura mengakui istrinya sebagai adiknya.
    12:14 Firaun, yang mengambil Sarai darinya, terkena tulah dan kemudian mengembalikan dia.
    12:18 Dia memarahi Abram, dan disuruhnya pergi.
  • Judul Perikop: Abram dipanggil Allah (12:1-9)
    Abram di Mesir (12:10-20)
  • Kesimpulan: Jalan dimana Allah memanggil orang percaya mungkin seringkali mencobai kedagingan, namun ini tidak selalu mengindikasikan bahwa dia berada di luar kehendak Allah.
  • Fakta: Tawar-menawar Allah adalah apa yang Dia perbolehkan. Lebih baik menderita di Kanaan di jalan Allah daripada hidup mewah di Mesir di jalan Setan. Mezbah menandakan bahwa Abraham adalah seorang penyembah. Kemah menandakan dia sebagai peziarah. Hal-hal ini adalah tanda yang membedakan para pengikut Kristus.
  • Penjelasan Singkat: Pemberitahuan kematian Musa
  • Isi Pasal: Aturan tentang warisan. Yosua ditetapkan sebagai pengganti Musa.
  • Garis Besar: 27:1 Anak-anak perempuan Zelafehad meminta hak waris.
    27:6 Aturan tentang hak waris.
    27:12 Musa, ketika diberitahu tentang kematiannya, memohon adanya seorang pengganti.
    27:18 Yosua ditetapkan untuk menggantikannya.
  • Judul Perikop: Hak waris bagi anak-anak perempuan (27:1-11)
    Yosua mengganti Musa (27:12-23)
  • Kesimpulan: Pekerja Kristus harus memperhatikan dirinya sendiri di dalam doa dan berusaha keras untuk membesarkan generasi, pekerjaan itu bisa berkembang dan kepentingan kerajaan bisa dipelihara dan dimajukan setelah dia tiada.
  • Fakta: Sikap Musa kepada penggantinya menunjukkan sifatnya sebagai manusia yang paling lembut hatinya di dunia. Dia tidak berpikir untuk kemajuan keluarganya sendiri tetapi dengan rela berserah kepada kehendak Allah dalam urusan itu.
  • Ringkasan: Dalam Kejadian 12, TUHAN memerintahkan Abram untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi ke tanah yang akan ditunjukkan-Nya. TUHAN berjanji untuk membuat Abram menjadi bangsa yang besar dan memberkatinya. Abram pergi dengan istrinya, Sarai, dan keponakannya, Lot, serta semua harta mereka. Mereka tiba di tanah Kanaan, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berjanji untuk memberikan tanah itu kepada keturunannya. Abram membangun mazbah bagi TUHAN di sana dan melanjutkan perjalanannya ke Mesir karena kelaparan. Di Mesir, Abram mengatakan kepada Sarai untuk mengaku sebagai adiknya agar dia tidak dibunuh. Sarai dibawa ke istana Firaun, tetapi TUHAN menimpakan wabah penyakit kepada Firaun dan seisi istananya. Firaun memanggil Abram dan memerintahkannya untuk pergi dengan istrinya dan harta mereka.
  • Pengantar & Latar Belakang: Latar belakang dari pasal 12 dari Kitab Kejadian adalah sebagai berikut:

    Konteks Historis:
    Pasal 12 terjadi setelah peristiwa Pembangunan Menara Babel di pasal 11. Pada saat itu, umat manusia berbicara satu bahasa dan bermaksud untuk membangun sebuah kota dan menara yang mencapai langit. Namun, Allah membingungkan bahasa mereka dan menyebarkan mereka ke seluruh bumi. Pasal 12 menandai awal dari perjalanan Abram (kelak menjadi Abraham) yang dipanggil oleh Allah.

    Konteks Budaya:
    Pasal 12 terjadi pada zaman kuno di daerah Mesopotamia, yang sekarang merupakan wilayah Irak dan Suriah. Pada masa itu, masyarakat umumnya hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan menggantungkan hidup mereka pada pertanian dan peternakan.

    Konteks Literatur:
    Pasal 12 adalah bagian dari Kitab Kejadian, yang merupakan bagian pertama dari Alkitab. Kitab Kejadian berisi catatan tentang penciptaan dunia, asal-usul manusia, dan awal sejarah umat manusia. Pasal 12 sendiri adalah awal dari kisah perjalanan Abram yang menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah Israel.

    Konteks Teologis:
    Pasal 12 menyoroti panggilan khusus yang diberikan oleh Allah kepada Abram. Allah memerintahkan Abram untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi ke tanah yang akan diberikan-Nya. Allah juga berjanji untuk memberkati Abram dan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Panggilan ini merupakan permulaan dari perjanjian Allah dengan bangsa Israel.

    Dalam ayat-ayat sebelumnya, pasal 11 menceritakan tentang pembangunan Menara Babel dan hukuman yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia. Setelah itu, pasal 11 berakhir dengan daftar keturunan Sem, salah satu anak Nuh. Pasal 12 kemudian melanjutkan cerita dengan panggilan Allah kepada Abram.
  • Topik: Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Kejadian Pasal 12:

    1. Panggilan Abram oleh TUHAN (Kejadian 12:1-3)
     - TUHAN memerintahkan Abram untuk meninggalkan negerinya dan pergi ke tanah yang akan ditunjukkan-Nya.
    - TUHAN berjanji untuk menjadikan Abram menjadi bangsa yang besar, memberkatinya, membuat namanya masyhur, dan memberkati semua bangsa melalui keturunannya.

    2. Perjalanan Abram ke tanah Kanaan (Kejadian 12:4-6)
     - Abram pergi dari Haran bersama Sarai, istrinya, dan Lot, keponakannya, serta harta benda yang mereka miliki.
    - Mereka tiba di tanah Kanaan dan berdiam di Sikhem.

    3. Penampakan TUHAN kepada Abram di tanah Kanaan (Kejadian 12:7)
     - TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berjanji untuk memberikan tanah itu kepada keturunannya.
    - Abram membangun mazbah bagi TUHAN di tempat itu.

    4. Perjalanan Abram ke Mesir karena kelaparan (Kejadian 12:10)
     - Karena kelaparan yang melanda tanah Kanaan, Abram pergi ke Mesir untuk mencari makanan.

    5. Sarai sebagai istri Abram di Mesir (Kejadian 12:11-20)
     - Abram khawatir bahwa orang Mesir akan membunuhnya karena kecantikan Sarai.
    - Abram meminta Sarai untuk mengaku sebagai adiknya.
    - Sarai dibawa ke istana Firaun, tetapi TUHAN menimpakan wabah penyakit kepada Firaun dan seisi istananya.
    - Firaun menegur Abram dan memerintahkan mereka untuk pergi dari Mesir.

    Catatan: Ayat-ayat referensi yang diberikan hanya sebagai contoh dan tidak mencakup seluruh isi dari Kitab Kejadian Pasal 12.
  • Nama dan Tempat: Orang-orang:
    - TUHAN
    - Abram
    - Lot
    - Sarai
    - Orang-orang Kanaan
    - Pejabat-pejabat Firaun

    Lokasi:
    - Negeri Abram
    - Rumah ayah Abram
    - Tanah yang akan ditunjukkan TUHAN kepada Abram
    - Haran
    - Tanah Kanaan
    - Sikhem
    - Pohon tarbantin More
    - Betel
    - Ai
    - Negeb
    - Mesir
    - Istana Firaun
  • Kata Kunci: Kata kunci dalam Kitab "Kejadian" pasal "12" adalah:

    1. Abram: Nama tokoh utama dalam cerita ini, yang kemudian menjadi Abraham, bapa bangsa Israel.
    2. Perintah: TUHAN memberikan perintah kepada Abram untuk pergi dari negerinya menuju tanah yang akan diberikan-Nya.
    3. Berkat: TUHAN berjanji memberkati Abram dan membuat namanya masyhur.
    4. Keturunan: TUHAN berjanji menjadikan Abram menjadi suatu bangsa yang besar.
    5. Mazbah: Abram membangun mazbah bagi TUHAN sebagai tanda penghormatan dan ibadah kepada-Nya.
    6. Mesir: Abram pergi ke Mesir karena kelaparan di tanah Kanaan.
    7. Sarai: Istri Abram yang sangat cantik, yang menyebabkan Abram khawatir akan keselamatannya.
    8. Firaun: Raja Mesir yang memperlakukan Sarai dengan baik, tetapi kemudian mengalami wabah penyakit karena mengambil Sarai sebagai istrinya.
    9. Kepergian: Firaun memerintahkan Abram dan Sarai untuk pergi dari Mesir setelah mengetahui bahwa Sarai adalah istri Abram.
  • Pertanyaan Refleksi dan Diskusi: Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Kejadian pasal 12:

    1. Apa yang membuat perintah TUHAN kepada Abram untuk meninggalkan negerinya begitu penting? Apa arti pentingnya bagi kita sebagai orang percaya?

    2. Mengapa Abram memilih untuk membawa Lot bersamanya dalam perjalanan ini? Apa yang dapat kita pelajari dari hubungan mereka?

    3. Bagaimana Abram menunjukkan kepercayaannya kepada TUHAN dalam perjalanan ini? Apa yang dapat kita pelajari dari sikap dan tindakan Abram?

    4. Mengapa TUHAN menampakkan diri kepada Abram di tanah Kanaan? Apa yang dapat kita pelajari tentang janji dan rencana TUHAN melalui pengalaman ini?

    5. Mengapa Abram membangun mazbah bagi TUHAN di tempat-tempat yang dia kunjungi? Apa arti pentingnya dalam hubungan Abram dengan TUHAN?

    6. Mengapa Abram memutuskan untuk pergi ke Mesir saat kelaparan melanda tanah Kanaan? Apa yang dapat kita pelajari dari keputusannya ini?

    7. Bagaimana Abram dan Sarai berinteraksi dengan orang Mesir? Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman ini tentang kejujuran dan kepercayaan kepada TUHAN?

    8. Bagaimana Firaun bereaksi ketika dia mengetahui bahwa Sarai adalah istri Abram? Apa yang dapat kita pelajari dari konsekuensi dari tindakan Abram?

    9. Apa yang dapat kita pelajari tentang perlindungan dan penghukuman TUHAN melalui wabah penyakit yang menimpa Firaun dan seisi istananya?

    10. Bagaimana Firaun akhirnya memperlakukan Abram dan Sarai setelah mengetahui kebenaran tentang hubungan mereka? Apa yang dapat kita pelajari dari akhir cerita ini?

    Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda untuk lebih memahami dan merenungkan isi dari Kitab Kejadian pasal 12.
  • Pelajaran dan Doa: Dari pasal Kejadian 12, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

    1. Ketaatan kepada Tuhan: Abram menaati perintah Tuhan untuk meninggalkan negerinya dan pergi ke tanah yang akan ditunjukkan-Nya. Ketaatan kepada Tuhan adalah hal yang penting dalam hidup kita sebagai orang percaya.

    2. Kepercayaan kepada janji Tuhan: Tuhan berjanji kepada Abram bahwa Ia akan menjadikannya bangsa yang besar, memberkatinya, dan membuat namanya masyhur. Abram percaya akan janji-janji Tuhan dan mengandalkan-Nya sepenuhnya.

    3. Berkat bagi orang lain: Tuhan berjanji bahwa melalui Abram, semua kaum di bumi akan diberkati. Hal ini mengajarkan kita untuk menjadi berkat bagi orang lain dan membagikan berkat yang kita terima dari Tuhan.

    4. Pembangunan tempat ibadah: Abram membangun mazbah bagi Tuhan di tempat-tempat yang Ia tunjukkan. Ini mengajarkan kita pentingnya membangun tempat ibadah dan memuliakan Tuhan dalam hidup kita.

    5. Kejujuran: Abram menghadapi situasi sulit ketika mereka tiba di Mesir. Namun, ia memilih untuk berbicara jujur kepada Sarai dan Firaun tentang hubungan mereka. Kejujuran adalah nilai yang penting dalam hidup kita sebagai orang percaya.

    Doa terkait pasal Kejadian 12:

    Tuhan yang Mahakuasa,

    Terima kasih atas contoh Abram yang taat kepada-Mu dan percaya akan janji-janji-Mu. Bantu kami untuk menjadi orang yang taat dan percaya kepada-Mu dalam setiap aspek hidup kami.

    Berkatilah kami, Tuhan, seperti yang Engkau berkatkan Abram. Jadikanlah hidup kami menjadi berkat bagi orang lain dan gunakanlah kami untuk menyebarkan berkat-Mu di dunia ini.

    Bantu kami untuk membangun tempat-tempat ibadah yang layak bagi-Mu, tempat di mana kami dapat memuliakan dan memuji-Mu dengan segenap hati kami.

    Ajarkan kami untuk hidup dengan jujur dan tulus di hadapan-Mu dan di hadapan sesama. Bantu kami untuk selalu berpegang pada kebenaran-Mu dalam segala situasi.

    Terima kasih atas kasih karunia-Mu yang melimpah. Kiranya kami dapat hidup dalam kebenaran dan berkat-Mu setiap hari. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.
  • 5W1H:

    Analisis Kejadian 12 (5W+1H)

    What (Apa): Pasal ini menceritakan tentang panggilan Allah kepada Abram (yang kemudian dikenal sebagai Abraham) untuk meninggalkan tanah airnya dan pergi ke tanah yang dijanjikan Allah. Ini adalah awal dari perjalanan iman Abram dan pembentukan bangsa Israel.

    Who (Siapa): Tokoh utama dalam pasal ini adalah Abram, Sarai (istrinya), Lot (keponakan Abram), dan Firaun. Allah juga berperan penting dalam narasi ini.

    When (Kapan): Pasal ini tidak menyebutkan waktu yang spesifik, tetapi terjadi pada masa awal sejarah manusia, sebelum bangsa Israel terbentuk. Abram berumur 75 tahun ketika ia meninggalkan Haran.

    Where (Di mana): Perjalanan Abram dimulai di Haran dan membawanya ke tanah Kanaan, termasuk tempat-tempat seperti Sikhem, Betel, Ai, dan Negeb. Karena kelaparan, Abram dan rombongannya pergi ke Mesir.

    Why (Mengapa): Allah memanggil Abram untuk meninggalkan tanah airnya dan pergi ke tanah yang dijanjikan Allah. Allah berjanji untuk menjadikan Abram bangsa yang besar, memberkatinya, membuat namanya masyhur, dan menjadikannya berkat bagi semua bangsa.

    How (Bagaimana): Abram taat kepada panggilan Allah dan meninggalkan Haran bersama keluarganya dan segala harta bendanya. Ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk kelaparan yang memaksanya pergi ke Mesir. Di Mesir, Abram menghadapi situasi sulit ketika Firaun mengambil Sarai sebagai istrinya. Namun, Allah campur tangan dan melindungi Abram dan Sarai.

    Tambahan:

    • Pasal ini menunjukkan iman dan ketaatan Abram kepada Allah, meskipun ia harus meninggalkan segala sesuatu yang ia kenal.
    • Pasal ini juga menunjukkan kesetiaan Allah kepada janji-Nya, bahkan ketika Abram membuat kesalahan.
    • Kisah Abram dan Sarai di Mesir menunjukkan bahwa manusia rentan terhadap dosa dan kesalahan, tetapi Allah selalu berdaulat dan dapat menggunakan situasi apa pun untuk mencapai tujuan-Nya.

    Kesimpulan:

    Kejadian 12 adalah pasal penting yang meletakkan dasar bagi sejarah keselamatan dalam Alkitab. Ini adalah awal dari perjalanan iman Abram dan pembentukan bangsa Israel, yang akan memainkan peran penting dalam rencana Allah untuk menebus umat manusia.
  • Ringkasan: Dalam pasal 27 Kitab Bilangan, anak-anak perempuan Zelafehad datang kepada Musa dan meminta agar mereka juga mendapatkan bagian tanah pusaka ayah mereka, meskipun mereka tidak memiliki saudara laki-laki. Musa membawa permintaan mereka kepada TUHAN, dan TUHAN setuju dengan permintaan mereka. TUHAN menetapkan bahwa jika seseorang mati tanpa memiliki anak laki-laki, maka tanah pusakanya akan diberikan kepada anak perempuannya. Jika tidak ada anak perempuan, maka tanah pusaka akan diberikan kepada saudara laki-laki. Jika tidak ada saudara laki-laki, maka tanah pusaka akan diberikan kepada saudara laki-laki dari ayahnya. Jika tidak ada saudara laki-laki dari ayahnya, maka tanah pusaka akan diberikan kepada kerabat terdekat. Setelah itu, TUHAN memerintahkan Musa untuk naik ke Gunung Abarim dan melihat negeri yang akan diberikan kepada umat Israel. Musa meminta TUHAN untuk memilih seorang pemimpin yang dapat membawa umat Israel, dan TUHAN memilih Yosua, anak Nun, untuk menjadi pemimpin mereka. Musa menumpangkan tangannya kepada Yosua dan memberikan perintah kepadanya di hadapan seluruh umat Israel.
  • Pengantar & Latar Belakang: Kitab Bilangan adalah salah satu kitab dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama. Pasal 27 dalam Kitab Bilangan berbicara tentang hukum warisan bagi perempuan yang tidak memiliki saudara laki-laki.

    Latar belakang historis dari pasal ini adalah ketika bangsa Israel berada di padang gurun Sinai setelah keluar dari Mesir. Mereka sedang dalam perjalanan menuju tanah yang dijanjikan, yaitu Kanaan.

    Dalam konteks budaya, pada masa itu, warisan biasanya diberikan kepada anak laki-laki. Namun, dalam kasus di pasal ini, ada seorang perempuan bernama Mahla yang tidak memiliki saudara laki-laki. Oleh karena itu, hukum warisan perlu diatur untuk kasus-kasus seperti ini.

    Dalam konteks literatur, pasal ini merupakan bagian dari hukum-hukum yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel melalui Musa. Hukum-hukum ini bertujuan untuk mengatur kehidupan sosial dan keagamaan bangsa Israel.

    Dalam konteks teologis, pasal ini menunjukkan bahwa Allah adalah Allah yang adil dan peduli terhadap keadilan sosial. Dia memberikan hukum-hukum yang adil untuk melindungi hak-hak perempuan yang tidak memiliki saudara laki-laki.

    Sebelum pasal 27, dalam pasal 26, Musa mengingatkan bangsa Israel tentang pentingnya taat kepada Allah dan perjanjian-Nya. Pasal 26 juga berisi janji-janji berkat dan kutuk yang akan diberikan oleh Allah, tergantung pada ketaatan atau ketidaktaatan mereka.

    Dengan demikian, pasal 27 dalam Kitab Bilangan memberikan hukum warisan bagi perempuan yang tidak memiliki saudara laki-laki, dalam konteks historis, budaya, literatur, dan teologisnya.
  • Topik: Berikut adalah beberapa topik penting dalam Kitab Bilangan pasal 27:

    1. Hak waris bagi anak perempuan (Bilangan 27:1-11)
     - Anak-anak perempuan Zelafehad meminta hak waris tanah pusaka ayah mereka.
    - TUHAN memerintahkan agar tanah pusaka dapat diberikan kepada anak perempuan jika tidak ada anak laki-laki.
    - Ketetapan hukum ini berlaku bagi seluruh umat Israel.

    2. Musa diminta untuk melihat tanah yang dijanjikan (Bilangan 27:12-14)
     - TUHAN memerintahkan Musa untuk naik ke Gunung Abarim dan memandang tanah yang akan diberikan kepada umat Israel.
    - Setelah itu, Musa akan dikumpulkan bersama nenek moyangnya.

    3. Permohonan Musa untuk pemimpin yang baru (Bilangan 27:15-17)
     - Musa memohon kepada TUHAN untuk memilih seorang pemimpin yang dapat membawa umat Israel keluar dan masuk.
    - TUHAN memerintahkan Musa untuk memanggil Yosua, anak Nun, dan memberikan perintah kepadanya.

    4. Penugasan Yosua sebagai pemimpin (Bilangan 27:18-23)
     - Musa menumpangkan tangannya kepada Yosua dan memberikan perintah kepadanya di hadapan Imam Eleazar dan seluruh umat.
    - Yosua akan bertanya kepada TUHAN melalui Urim dan menjadi pemimpin umat Israel.

    Catatan: Ayat-ayat referensi yang disebutkan di atas adalah (Bilangan 27:1-11), (Bilangan 27:12-14), (Bilangan 27:15-17), dan (Bilangan 27:18-23).
  • Nama dan Tempat: Orang-orang yang disebutkan dalam pasal ini:- Anak-anak perempuan Zelafehad: Mahla, Noa, Hogla, Milka, dan Tirza
    - Musa: Pemimpin bangsa Israel pada waktu itu- Imam Eleazar: Imam yang melayani di hadapan TUHAN- Para pemimpin: Pemimpin-pemimpin suku-suku Israel- Ayah-anak perempuan Zelafehad: Ayah dari Mahla, Noa, Hogla, Milka, dan Tirza
    - Korah: Seorang yang menentang TUHAN
    - TUHAN: Allah Israel
    - Harun: Saudara Musa dan Imam Agung Israel
    - Yosua: Anak Nun, yang dipilih oleh TUHAN untuk menjadi pemimpin umat Israel setelah Musa

    Lokasi yang disebutkan dalam pasal ini:- Pintu tenda pertemuan: Tempat pertemuan antara Musa, Imam Eleazar, para pemimpin, dan umat Israel- Gunung Abarim: Tempat di mana Musa diminta untuk naik dan memandang negeri yang akan diberikan kepada umat Israel
    - Mata air Meriba: Tempat di padang gurun Sin, dekat Kadesh, di mana Musa dan Harun menentang perintah TUHAN
    - Kadesh: Tempat di padang gurun Sin, dekat mata air Meriba
  • Kata Kunci: Kata kunci dalam Kitab "Bilangan" pasal 27 adalah:

    1. Anak-anak perempuan Zelafehad: Keluarga yang menghadap Musa untuk meminta tanah pusaka karena ayah mereka tidak memiliki anak laki-laki.
    2. Tanah pusaka: Permintaan anak-anak perempuan Zelafehad untuk mendapatkan bagian tanah pusaka dari ayah mereka.
    3. Musa: Pemimpin yang menyampaikan permintaan anak-anak perempuan Zelafehad kepada TUHAN.
    4. TUHAN: Memberikan ketetapan hukum mengenai pewarisan tanah pusaka kepada anak perempuan jika tidak ada anak laki-laki.
    5. Gunung Abarim: Tempat yang ditunjukkan TUHAN kepada Musa untuk melihat negeri yang diberikan kepada umat Israel.
    6. Harun: Nenek moyang yang akan dikumpulkan bersama Musa setelah ia melihat negeri yang diberikan oleh TUHAN.
    7. Mata air Meriba: Tempat di padang gurun Sin di mana Musa dan Harun menentang perintah TUHAN.
    8. Pemimpin: Musa meminta TUHAN untuk memilih seorang pemimpin yang dapat membawa umat Israel keluar dan masuk.
    9. Yosua: Dipilih oleh TUHAN sebagai pemimpin yang akan menggantikan Musa.
    10. Imam Eleazar: Berdiri di depan Yosua untuk memberikan petunjuk melalui Urim di hadapan TUHAN.
  • Pertanyaan Refleksi dan Diskusi: Tentu, berikut adalah beberapa pertanyaan refleksi dan pertanyaan diskusi terkait Kitab Bilangan pasal 27:

    1. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah anak-anak perempuan Zelafehad? Bagaimana mereka menghadapi ketidakadilan dalam hukum warisan pada saat itu?
    2. Mengapa Musa membawa masalah ini ke hadapan TUHAN? Apa artinya bagi kita untuk membawa masalah kita kepada Tuhan dalam doa?
    3. Apa yang dapat kita pelajari tentang keadilan dan kesetaraan gender dari keputusan TUHAN dalam kasus ini?
    4. Mengapa Musa tidak diizinkan memasuki tanah Kanaan? Apa pesan yang dapat kita ambil dari hal ini?
    5. Mengapa Yosua dipilih sebagai pengganti Musa? Apa yang membuatnya menjadi pemimpin yang baik?
    6. Apa yang dapat kita pelajari tentang pentingnya memiliki pemimpin yang dipilih dan diurapi oleh Tuhan?
    7. Bagaimana kita dapat menerapkan prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan gender yang ditemukan dalam pasal ini dalam kehidupan kita sehari-hari?

    Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda untuk lebih memahami dan menggali lebih dalam mengenai Kitab Bilangan pasal 27.
  • Pelajaran dan Doa: Dari pasal 27 Kitab Bilangan, ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dan terapkan dalam hidup kita:

    1. Keadilan dalam pewarisan: Pasal ini mengajarkan tentang pentingnya keadilan dalam pewarisan. Anak-anak perempuan Zelafehad meminta agar mereka juga mendapatkan bagian dari tanah pusaka ayah mereka, meskipun mereka tidak memiliki saudara laki-laki. Allah mengabulkan permintaan mereka dan menetapkan hukum bahwa jika seseorang tidak memiliki anak laki-laki, maka anak perempuannya berhak mewarisi tanah pusaka. Hal ini mengajarkan kita untuk memperlakukan semua orang dengan adil dan memberikan hak-hak yang sama kepada semua orang, tanpa memandang jenis kelamin.

    2. Kepemimpinan yang dipilih oleh Allah: Allah memilih Yosua sebagai pemimpin yang akan menggantikan Musa. Musa meminta kepada Allah untuk memilih seorang pemimpin yang dapat membawa dan menyertai umat Israel. Allah mengabulkan permintaan Musa dan memilih Yosua sebagai pemimpin yang penuh roh. Hal ini mengajarkan kita untuk mempercayakan kepemimpinan kita kepada Allah dan meminta petunjuk-Nya dalam memilih pemimpin yang baik.

    Doa terkait pasal ini:

    Tuhan yang Maha Adil,
    Terima kasih atas pengajaran dari Kitab Bilangan pasal 27 tentang keadilan dalam pewarisan. Ajarkanlah kami untuk memperlakukan semua orang dengan adil dan memberikan hak-hak yang sama kepada semua orang. Bantu kami untuk tidak membedakan orang berdasarkan jenis kelamin atau status sosial. Berikanlah kebijaksanaan kepada para pemimpin kami untuk memutuskan dengan adil dalam segala hal.

    Tuhan yang Maha Pemimpin,
    Terima kasih karena Engkau adalah Allah yang memilih pemimpin yang baik bagi umat-Mu. Kami memohon kepada-Mu untuk memberikan pemimpin yang penuh roh bagi negara kami, gereja kami, dan komunitas kami. Berikanlah mereka kebijaksanaan, keberanian, dan kasih untuk memimpin dengan baik. Bimbinglah kami untuk mendukung dan mendoakan pemimpin kami, agar mereka dapat memimpin kami dengan baik dan mengarahkan kami menuju kehendak-Mu.

    Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.
  • 5W1H:

    Analisis 5W+1H Bilangan 27

    Berikut adalah analisis 5W+1H dari Bilangan 27:

    What (Apa): Pasal ini menceritakan tentang permintaan anak-anak perempuan Zelafehad mengenai hak waris tanah pusaka dan penunjukan Yosua sebagai pemimpin baru bangsa Israel.

    Who (Siapa): Tokoh utama dalam pasal ini adalah:

    • Anak-anak perempuan Zelafehad: Mahla, Noa, Hogla, Milka, dan Tirza.
    • Musa: Pemimpin bangsa Israel.
    • Imam Eleazar: Imam Besar.
    • Yosua: Penerus Musa sebagai pemimpin.
    • Tuhan: Memberikan perintah dan petunjuk.

    When (Kapan): Pasal ini tidak menyebutkan waktu spesifik, namun terjadi menjelang akhir perjalanan bangsa Israel di padang gurun, sebelum mereka memasuki tanah Kanaan.

    Where (Di mana): Peristiwa ini terjadi di pintu tenda pertemuan, tempat ibadah utama bangsa Israel di padang gurun.

    Why (Mengapa):

    • Anak-anak perempuan Zelafehad menuntut hak waris karena ayah mereka meninggal tanpa anak laki-laki.
    • Tuhan menetapkan hukum warisan baru untuk memastikan keadilan bagi perempuan.
    • Musa harus digantikan karena ketidaktaatannya di Meriba.
    • Yosua dipilih karena ia penuh dengan Roh Tuhan dan layak memimpin bangsa Israel.

    How (Bagaimana):

    • Anak-anak perempuan Zelafehad menyampaikan permohonan mereka kepada Musa dan para pemimpin.
    • Tuhan menyatakan kehendak-Nya kepada Musa.
    • Musa menyampaikan hukum warisan baru kepada bangsa Israel.
    • Musa menumpangkan tangannya atas Yosua dan memberikan wewenang kepadanya di hadapan Imam Eleazar dan seluruh umat.

    Kesimpulan:

    Bilangan 27 menunjukkan keadilan Tuhan dan kepedulian-Nya terhadap semua orang, termasuk perempuan. Pasal ini juga mempersiapkan bangsa Israel untuk memasuki tanah Kanaan di bawah kepemimpinan Yosua.
BaDeNo

Kej 12
Baca, Dengar, Nonton, Plus

Bil 27
Baca, Dengar, Nonton, Plus

Nama Terkait

Abarim | Abram | anak Israel | Anak perempuan Israel | bangsa Israel | Eleazar | Harun | Israel | Kadesh | kaum Israel | Meriba | Musa | Nun | orang Israel | orang-orang Israel | padang gurun Sin | seorang Ismael | seorang Israel | suku Israel | umat Israel | Urim | Yakub | Yesua | Yosua | Zin

Kamus Alkitab

Abarim | Bela | Abraham | Arab | Bilangan, Kitab | Pentateukh | Sejarah Purba | Urim dan Tumim | Musa | Yosua | Bahagia, Yang Berbahagia | Gurun (Padang) | Jalan, Perjalanan Israel Melalui | Janji Allah | Jemaah Israel | Orang Kafir (Tidak Bertuhan) | Orang Kanaan | Orang Yahudi | Pendatang, Orang Asing | Perintah, Pemerintahan Allah (Teokrasi) | Rumah | Taat, Ketaatan Kepada Allah | Tangan

Pertanyaan Terkait

- Kapan dan di mana bangsa Yahudi mendapatkan nama "Ibrani"?

Referensi Silang

Kej 12:1
ke negeri: Kej 10:19; [Lihat FULL. Kej 10:19]
Kutunjukkan kepadamu;: Kej 15:7; 26:2; Yos 24:3; Kis 7:3%&; Ibr 11:8
Kej 12:2
Kej 12:3
Bil 27:12
ke gunung: Bil 23:14
pandanglah negeri: Ul 3:23-27; 32:48-52
orang Israel.: Im 14:34; [Lihat FULL. Im 14:34]
Bil 27:13
seperti Harun,: Bil 20:28
Bil 27:14
gurun Zin,: Bil 20:1,2-5; [Lihat FULL. Bil 20:1]; [Lihat FULL. Bil 20:2] s/d 5
menyatakan kekudusan-Ku: Bil 20:12; [Lihat FULL. Bil 20:12]
air Meriba: Kel 17:7; [Lihat FULL. Kel 17:7]
Bil 27:16
segala makhluk,: Bil 16:22; [Lihat FULL. Bil 16:22]; Ayub 21:20; [Lihat FULL. Ayub 21:20]
Bil 27:17
mempunyai gembala.: 1Raj 22:17; 2Taw 18:16; Yeh 34:5; Za 10:2; Mat 9:36; [Lihat FULL. Mat 9:36]
Bil 27:18
penuh roh,: Kej 41:38; [Lihat FULL. Kej 41:38]; Bil 11:25-29
tanganmu atasnya,: Bil 27:23; Ul 34:9; Kis 6:6
Bil 27:19
kepadanya perintahmu: Bil 27:23; Ul 3:28; 31:14,23
mata mereka: Ul 31:7
Bil 27:20
mendengarkan dia.: Yos 1:16,17
Bil 27:21
Eleazar menanyakan: Kej 25:22; [Lihat FULL. Kej 25:22]; Yos 9:14; Mazm 106:13; Yes 8:19; Hag 1:13; Mal 2:7; 3:1
keputusan Urim: Kel 28:30; [Lihat FULL. Kel 28:30]
Bil 27:23
kepadanya perintahnya,: Bil 27:19; [Lihat FULL. Bil 27:19]

Sumber Lain

- D. Wahyu Melalui Pembicaraan Langsung
- f) Allah (Ibr.: Elohim)
- R. Wahyu Melalui Urim dan Tumim
- b) Perjanjian Baru Mengklaim Inspirasi Perjanjian Lama: Kutipan-kutipan Perjanjian Lama
- e) Roh Mengantarkan Kehadiran Allah
- C. Luasnya Negeri Perjanjian.
- B. Dari Abraham sampai ke Musa.
- A. Suami.
- C. Perang Sebagai Suatu Cara Hidup.
- B. Negeri Para Leluhur.

Pengantar Kitab

Kej: Pendahuluan, Garis Besar, Tujuan dan Survei, Ciri Khas.
Bil: Pendahuluan, Garis Besar, Tujuan dan Survei, Ciri Khas.

Media Partner: